SELAMAT DATANG di Website IKALDA TARUTUNG, Ingin Berbagi tulisan, Hubungi admin di email kartajaya25@gmail.com

Selasa, 24 September 2013

Peran Alumni Bagi Peningkatan Mutu Sekolah

Alumni sebagai masyarakat yang memiliki hubungan khusus dan ikatan bathin yang istimewa terhadap sekolah, tentu memiliki peranan dan tanggungjawab bagi pengembangan mutu sekolah. Sebagai bagian dari civitas sekolah, alumni mempunyai peranan dan tanggungjawab yang khas dan istimewa pula. Karena, alumni telah merasakan dan mengalami sekian tahun menjadi keluarga sekolah, menikmati dan memperoleh layanan jasa, merasakan visi dan misi apa yang dialami dalam sekian tahun tertentu, dan merasakan kualitas macam apa yang dirasakan sehingga dapat menjadi seperti ini. Apapun yang didapat dari sekolah, tentunya memberikan kontribusi yang tidak kecil bagi kehidupannya di masyarakat. Berkaca dari pengealaman yang didapat selama beberapa tahun di sekolah tentunya para alumni harus memikirkan peningkatan pada mutu sekolah yang semakin meningkat. Dalam berbagai kesempatan, peranan alumni dalam memajukan kualitas suatu institusi pendidikan formal sering terlupakan. Padahal, alumni merupakan aset penting yang harus dirangkul dan dikembangkan sedini mungkin.

Mutu mengandung makna derajat atau tingkat keunggulan suatu hasil kerja atau upaya  (produk), baik berupa barang atau jasa/layanan. Dalam konteks pendidikan, upaya peningkatan mutu dapat mengacu pada dua hal, yaitu; “proses pendidikan” dan “hasil pendidikan”. “Proses pendidikan” meliputi aspek pelaksanaan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), penciptaan suasana kondusif, pemberian layanan, bahan ajar, metodologi, sarana pra sarana, dukungan administrasi dan sumber daya lainnya. “Hasil belajar” meliputi aspek prestasi yang dicapai sekolah (baik intra maupun ekstra), suasana disiplin, keakraban, kekeluargaan, kenyamanan, kebersihan dan lain-lain. Upaya peningkatan mutu tidak bisa dibebankan sepenuhnya pada sekolah. Memang, sekolah adalah ujung tombak dan pemilik kuasa terbesar dalam peningkatan mutu ini. Karenanya, diperlukan kemandirian, kemauan kuat, dan kerja keras bagi sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikannya. Tetapi, kalau kita mengacu pada konsep “Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah” maka diperlukan sinergi dan kerjasama antara beberapa komponen (stakeholders) yang melingkupi sekolah.

Di antara stakeholder SMA HKBP 2 Tarutung adalah pimpinan/guru/pengelola/siswa yang ada di sekolah, yayasan, Pemerintah, dan masyarakat, meliputi orang tua, masyarakat umum, dan alumni. Kesemua stakeholders ini tentunya memiliki proporsi peran dan kontribusi masing-masing bagi peningkatan mutu sekolah. Peran dan kontribusi itu dapat dirumuskan secara tertulis/konkrit dalam kerangka acuan sekolah atau dapat pula dilakukan secara alami/natural, terutama terkait peran dan kontribusi dari unsur masyarakat.

Bagaimana peran alumni terhadap pengembangan mutu sekolah?. Tulisan ini mencoba melihat peran alumni dalam membantu peningkatan mutu sekolah yang dapat diaktualisasikan secara nyata dengan baik.
  1.  Pertama, dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan dan pengembangan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang produktif di sekolah, alumni dapat berperan sebagai katalis dengan memberikan berbagai masukan kritis dan membangun kepada almamater mereka. Dalam hal ini, alumni memiliki posisi tawar yang unik dan strategis karena meskipun mereka tidak lagi merupakan bagian aktif dalam proses pendidikan di sekolah, namun pengalaman mereka selama menjadi siswa dan ikatan batin serta rasa memiliki mereka yang kuat terhadap almamater dapat menghasilkan dan menawarkan berbagai konsep, ide, pemikiran, masukan dan kritik membangun yang hanya bisa diberikan oleh orang-orang yang berada di posisi mereka. Melalui berbagai media komunikasi yang dapat menjembatani sekolah dan alumni, proses pendidikan di sekolah diharapkan dapat berkembang dalam koridor yang lebih progresif dan terarah.
  2.  Selanjutnya, sesuai peran alaminya, alumni yang berprestasi dan memiliki kompetensi yang mumpuni dapat memainkan fungsi penting dalam membangun opini publik untuk menarik minat calon siswa baru. Alumni, disadari atau tidak, merupakan salah satu acuan utama yang mendasari keputusan para orang tua dan calon siswa dalam menentukan pilihan sekolah.
    Logikanya, jika alumni dari suatu insitusi pendidikan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam memasuki jenjang pendidikan tinggi favorit dan dapat menunjukkan prestasi dan kontribusi mereka secara riil di masyarakat, kualitas dan kuantitas calon siswa/i yang berminat untuk mendaftar akan meningkat.
  3. Alumni, sebagai produk utama dari pabrik pendidikan bertajuk sekolah juga diharapkan mampu mengembangkan jaringan dan membangun pencitraan insitusi di luar. Pengembangan jaringan oleh alumni merupakan potensi strategis untuk membuka berbagai peluang dan meningkatkan daya saing suatu almamater pendidikan karena manfaatnya yang akan berdampak secara langsung pada siswa/i dan sesama alumni.
    Penciptaan peluang usaha, kerja dan magang, kesempatan beasiswa, serta sirkulasi berbagai macam informasi penting seputar dunia pendidikan dan kerja merupakan beberapa contoh riil yang dapat dikontribusikan oleh alumni melalui jaringan yang dimiliki.
    Dalam hal ini, salah satu wadah yang perlu ditumbuhkembangkan peran dan fungsinya serta didukung keberadaannya oleh pihak sekolah adalah ikatan alumni. Melalui pengorganisasian alumni secara profesional, berbagai macam peluang dan kesempatan akan dapat terkomunikasikan dengan baik.
  4. Keempat, secara internal sekolah, keberadaan alumni di berbagai bidang usaha, lapangan pekerjaan dan institusi pendidikan dapat memberikan gambaran dan inspirasi kepada para siswa/i, sehingga pada gilirannya dapat memotivasi mereka dalam menentukan prioritas dan cita-cita ke depan.
Hubungan Alumni dengan Sekolah:
Sebagai bagian dari masyarakat, hubungan antara alumni dan sekolah tentunya lebih bersifat kultural dan emosional. Hubungan yang dibangun antara sekolah dan alumni pun bersifat cair dan tidak mengikat. Dengan kata lain, relasi yang terbangun adalah relasi setara yang bersendikan mutualisme dan kemanfaatan.
Untuk memperkuat pola hubungan tersebut, maka diperlukan wadah organisasi alumni yang berfungsi sebagai fasilitator dan jembatan komunikasi antara sekolah dan alumni. sekolah dengan segala keterbatasannnya melakukan komunikasi dengan alumnus satu persatu (one by one), selain karena jumlahnya banyak, model komunikasi ini tidak effisien dan effektif. Melalui komunitas alumni diharapkan dapat terjalin komunikasi yang effektif dan effisien.
Untuk memperkuat itu, dapat didesain pola komunikasi melalui kegiatan formal dan informal. Kegiatan formal dapat berupa keterlibatan organisasi alumni dalam kegiatan resmi sekolah, dan informal. Fokus bahasan pun dapat dirancang sesuai kebutuhan. Di samping itu, dapat pula menggunakan media lain, seperti mailing-list, tabloid, buletin, sms, dan lain-lain. Area komunikasi pun tidak terbatas pada daerah yang jangkauannya dekat dengan sekolah, tetapi diharapkan dapat menjangkau seluruh alumni yang ada di daerah atau negara lain. Sehingga kontribusi dan komunikasi alumnus dengan sekolah dapat tetap terjalin.

Sumber: Kompas.com dan IKA-Sagas
This entry was posted in :

0 komentar:

Posting Komentar